Sabtu, 08 Februari 2014

Surrender, I am gonna Surrender

When you try your best but you don’t succeed.
When you get what you want, but not what you need.
Stuck in reverse.
-(Cold Play - Fix You)
Kadang dalam sebuah perdebatan yang melibatkan determinasi dan ego yang sangat tinggi, ada kalanya yang harus kita lakukan hanyalah “surrender”,
iya, katakan “iya”,
menyerahlah, ikhlaskanlah,

atau katakanlah: “oke mungkin kamu mengetahui lebih baik dasar - dasar dari perkataanmu. Kamu benar, maafkan aku.”
Sama halnya saat kamu neduh menunggu hujan yang tak kunjung terang.
menyerahlah, terjanglah hujan itu, bersama  resiko pahitnya kebasahan dan masuk angin.
Juga saat bos lagi getol-getolnya nyuruh  rajin taat SOP dan memperbanyak loyalitas demi mendongkrak profit perusahaan.
"Saya capek, males. Bolos ah buat hari ini."
Atau kala tugas tugas numpuk begitu meletihkan dan seakan mati satu tumbuh seribu, gak ada abisnya. (T_T)
"okelah fine, I’m done, Aku capek belajar mulu."
besok - besok sajalah.
Kemudian molor.
Dan juga, saat cinta yang sudah dikejar habis-habisan tapi tetap berasa menjauh, atau cinta yang dipertahankan tapi ada saja yang selalu bikin oleng.
"it’s time to say enough."
mungkin dia bukan jodohku.
Dan saat berusaha mati-matian bangun pagi atau bangun malem, saat terberat membuka mata untuk bermunajat.
"ah sudahlah, aku menyerah, aku masih ngantuk. Mungkin besok."
*tarik selimut*
TAPI…
Ada resiko yang harus ditebus dalam “Surrender”
Ada hal yang harus direlakan dalam “Surrender”
Ada harapan yang harus ditumbalkan dalam “Surrender”
Ada penyesalan yang harus disambut dalam “Surrender”
Ada…
"Surrender", tagihanmu harganya mahal sekali.
lantas, kenapa musti dilakuin??
kenapa suf??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar