Sabtu, 08 Februari 2014

Antara Aku dan Rokok

Peringatan: merokok membunuhmu

Akhir akhir ini himbauan pemerintah agar rakyatnya stop merokok tampaknya mulai serius. Kalo dulu kan banner wajib setiap iklan rokok : “merokok dapat menyebabkan gangguan kejiwaan janin, jantung, dsb” dan sekarang sudah diganti dengan 1 kalimat singkat namun punya arti yang nancep: “merokok membunuhmu”
Nha masalahnya, peringatan udah tertera, tapi terteranya di IKLAN ROKOK.  So what? Iklan kan fungsinya buat menawarkan produk, ya produk rokok itu sendiri kan agar pada beli. Jadi ibaratnya, orang disuruh merokok, kemudian dibilangin “rokok yang itu membunuhmu lho??”. Artinya kita disuruh membunuh diri kita sendiri? begitu kah?
Loh? kok jadi gini? Ini aku yang salah nangkep ya??
oke skip…
Aku emang bukan perokok. Tapi bukan berarti gak pernah merokok. Faktanya UMUR 5 TAHUN (jreng jreng) AKU UDAH PERNAH MEROKOK.
*plis jangan bilang emak*

oke,  masih baru ingusan aja udah coba coba merokok. ini serius. Tapi ngrokoknya gak parah kok, waktu itu sebatang aja gak abis.
ini part dimana aku harus mengingat - ingat lagi detail kejadian masa lalu. ciyee.
Jadi begini ceritanya, mungkin ini salah satu kebodohan masa kecil. Aku begitu penasaran banget sama rokok. Dan ngeliat orang-orang dewasa pada merokok tu bagiku keren! keren banget! apalagi merokok tu dilarang sama ortu, lah malah jadi semakin menambah rasa penasaranku pengen nyobain rasa sebatang rokok.
"Lha wong orang-orang gedhe aja pada ngrokok gak papa, masa yang masih muda umurnya masih panjang gak boleh sih?", gumamku dalam hati
seketika pikiranku sudah dipenuhi godaan setan untuk ngrokok diam-diam, tanpa sepengetahuan ibuk bapak. Kan dulu di rumahku ortu buka warung, jual rokok pula. Singkat cerita, aku yang masih 5 tahunan dan kakakku (yang 3tahun di atasku) mengatur rencana untuk ngrokok diam-diam.
Dan setelah dapat rokoknya langsung deh kita berdua menyalakan itu rokok. dan kebetulan waktu itu ibuk-bapak lagi gak ada di rumah, dan kita berinisiatif milih 1 tempat yang cocok buat menikmati segelintir rokok itu.
LUWENG
image
IYA, tempat itu adalah luweng, karna dekat dengan sumber api, dan juga kalo ibuk-bapak pulang bisa langsung keliatan dari situ.
Dan akhirnya terjadi juga perbuatan nista itu. Di depan LUWENG. Gak tau kalo kakakku, kalo aku sih waktu itu asap rokoknya gak ditelan, cuma masuk mulut - trus langsung keluarkan. begitu. Karna kukira orang-orang dewasa cara merokoknya juga gitu, masukin mulut - hembuskan, masukin mulut - hembuskan. Maklum kan aku mikirnya kalo dihirup sampe paru-paru bisa bahaya bikin batuk sama nyegrak.
Dan setelah rasa penasaran itu terbayarkan, puntung rokok itu kita pendam dalam abu di luweng itu. Dan aku merasa puas. Aku anggap aku telah merasakan apa itu merokok untuk pertama kali. Tapi setelah kejadian itu jadi was-was sih, yang kutakutkan kalo - kalo ibu mendapati ada sepuntung rokok misterius di tumpukan abu luweng. Nah pasti langsung curiganya sama dua anak laki-lakinya yang labil ini kan. Masak iya kucing yang ngrokok?? Masak iya bapak?? Kan waktu itu bapak baru berhenti merokok.
So, endingnya, insiden ngrokok di depan luweng itu belom ketahuan ortu sampe saat ini. Yay. \(^^)/
Jangan - jangan ibu sudah tau, tapi diam saja, hanya elus-elus dada mengetahui perbuatan anaknya.
Jadi begitulah cerita tentang awal rokok dan aku saling kenal. Anyway, hari-hari selanjutnya aku tak kemudian jadi perokok.
Aku menutup kelulusan SD tanpa merokok. Sampai kemudian aku masuk SMP. Masih dalam pendirianku, aku tak kunjung merokok.
Berlanjut saat jaman SMK. Kali ini udah sadar kalo cara ngrokok itu dihirup sampe paru-paru. Lagi-lagi masa SMK ini aku pernah merokok secara sembunyi-sembunyi, yah, hanya karena menginap di rumah nenek, situasi aman, bebas, yaa iseng ngrokok lah jadinya malem-malem di depan TV.
Aku masih ingat saat kecil dulu bapak masih seorang perokok, kemudian kemudian tiba-tiba beliau berhenti merokok. Waktu itu bapak berhenti merokok karena merasakan sakit ngilu di dada.
Saat aku masih berseragam SMK, bapak pernah memberi peringatan keras kepadaku mengenai rokok. Dulu bapak pernah berkata kalo mau merokok, merokoklah saat sudah dewasa, kalo udah bisa cari uang sendiri, belilah rokok itu dari uang jerih payah kalian sendiri. 
Namun, kini sudah diralat. Oleh bapak aku sama sekali tak boleh merokok, sama sekali, seumur hidup, jangan pernah jadi seorang perokok sekalipun.  Dia tak mau anaknya merasakan hal gak guna dari rokok.
Yaah, waktu berlalu, kini aku sangat jarang merokok. Mulai dewasa, mulai sadar sadar juga kalo merokok tu gak ada gunanya. Suka nolak kalo ditawarin rokok, biar dalam situasi apapapun. Yaa karena aku tak dapat menikmati rokok itu sendiri. Lagian, barang syubhat juga. Trus kenapa aku sebelumnya merokok? Karna ingin mencari tahu apa sih enaknya ngrokok. Hanya memasukkan asap ke paru-paru kan? Sisi enaknya merokok itu darimana sih? kok ya orang-orang bisa demen banget gitu. Dalam sehari aja bisa berbatang-batang rokok habis.  Why? Can a smoker give me the anwer?
Baru di awal tahun baru 2014 kemarin aku berjumpa lagi dengan rokok. Iseng, cuma minta kakakku sebatang.
Dan di sini anehnya,
Rokok yang ini terasa nyamaaan saja masuk ke paru-paru. Dari pengalaman merokokku sebelumnya sih, menghabiskan 1 batang rokok sudah bisa bikin gak enak tenggorokan, dada agak sesak, kepala begah, dll. Tapi yang ini, rasanya berbeda!!  Si tar, nikotin, sama zat-zat berbahaya itu terasa enjoy saja masuk ke rongga dada. Akhirnya, gak terasa, rokok di siang itu sudah jadi pendek saja.
Akankah? Akankah rasa rokok yang dari dulu slalu kutanyakan otoritas rasanya itu kini tlah terjawabkan? Rokok di awal Januari itu tlah memberikan rasa yang berbeda.
Akankah dengan satu hal baru ini aku dan rokok akan berjumpa lagi?
Entahlah… .
Ingat apa kata bapak aja deh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar